Gombara Online- Imam Besar Masjid New York Amerika Serikat Ust. DR. H. Shamsi Ali, Lc., MA. menyampaikan Strategi Dakwah di Era Milinea pada acara Tabligh Akbar dan Kuliah Santri Selasa (4/12/2018) di Pondok Pesantren “Darul Arqam Muhammadiyah” Gombara-Makassar. Ratusan santri, Orang Tua, Alumni, dan Umat Islam serta Simpatisan Muhammadiyah memadati Rungan dan Pelataran Masjid Pesantren sebagai lokasi acara.
Alumni terbaik Pondok Pesantren “Darul Arqam Muhammadiyah” Gombara-Makassar tahun 1987 ini mengawali tausianya dengan menyampaikan pengalaman hidup di pesantren.
“Ketika ingin mengikuti ujian semester, kami itu selalu berlomba untuk mendapatkan peringkat terbaik 1, 2, dan 3. Masing-masing santri punya lampu minyak tanah untuk persiapan belajar. Suatu ketika, saya terbangun sekitar pukul 02.30 menuju ke pinggir lapangan karena tidak ingin mengganggu teman lain yang sedang istirahat. Tiba-tiba satu kelas ada bunyi-bunyi, kemudian saya dekati kelas itu. Saya melihat ada gerak putih, mendekat lagi lebih jelas gerakannya yang berwarnah putih. Saya katakan ini malaikat atau hantu? semoga saya ketemu dengan malaikat malam ini. Saya dengan rasa takut menyampaikan Assalamualaikum. Ternyata siapa yang sedang menyapu kelas? Beliau adalah KH. Abdul Jabbar Asyiri.”
Lanjut ceritanya, dari pertemuan itu, KH. Abdul Jabbar Asyiri berpesan
“Anda, kalian semua belajar di tempat ini belajar matematika biologi, tapi mungkin orang barat lebih hebat. Belajar bahasa Arab, orang arab lebih hebat. Tapi Anda sudah belajar disini untuk belajar hidup. Jangan kita dibentuk oleh hidup tapi kita yang membentuk hidup. Dan inilah modal saya yang selalu saya bawa kemana-mana”
Lahir dari Kajang Kabupaten Bulukumba 5 Oktober 1967, Ust Shami Ali melanjutkan ceramahnya dengan menyampaikan prestasi pertama kalinya untuk mengikuti Lomba Pencak Silat (Tapak Suci) tingkat nasional di Bandung, dan pertama kalinya juga meninggalkan pesantren. Dan Alhamdulillah mendapatkan juara II tingkat Nasional.
Menurut Shamsi yang juga Tokoh yang Berpengaruh di Dunia mengutarakan bahwa perpindahannya ke Amterika Serikat adalah atas inisiasi dengan Kedutaan Indonesia di AS, sewaktu menyampaikan ceramah kepada warga Indonesia yang mengikuti Ibadah Haji.
Segudang pengalaman berdakwah di Amerika Serikat, beberapa yang sangat berkesan, tuturnya antar lain;
“Metode dakwah yang pertama dan yang utama adalah perlihatkan sebelum mengatakan. Dengan metode ini, seorang pemuda pemain basket dengan umur 17 tahun masuk Islam karena melihat pemuda bernama Muhammad Islam asal Banglades. Pada waktu tertentu selalu mencari tempat untuk melaksanakan shalat. Pemuda lainnya bertanya apa yang Anda lakukan?. Kemudian dijawabnya saya shalat karena saya Muslim. Bertanya lagi, apakah karena itu, kamu tetap sopan, santun, tidak bicara kotor?. Jawabnya benar, lalu dalam jangka 2 pekan pemuda tadi masuk Islam. Hal karena melihat sikap dan prilaku Muhammad Islam”.
Mengalaman lainnya, ketika didatangi seorang Pemuda Amerika, dengan sikap marah yang luar biasa. Pada saat mau meninggalkan tempat, saya mendatanginya berjabat tangan dan ungkapan terima kasih sambil senyum. Satu minggu berikutnya datang lagi, tapi sudah mulai duduk. Lalu berkata beberapa malam ini kurang bisa tidur. Minggu lalu saya datang dengan presespi yang salah tentang Islam, tapi Anda masih bisa senyum dan bersalaman. Saya kira Islam itu, suka marah, berkelahi, memaki, tapi ternyata tidak. Lalu enam bulan belajar Islam lalu bersyahadat untuk masuk Islam.
Diakhir tausianya, Imam Amerika ini berpesan bahwa Dakwah yang kita lakukan bukan main-main. Ini ada tanggung jawab besar yang terus dilakukan. Dan semunya kita adalah dai di jalan Allah SWT. Dengan dakwah menjadi penyelamat dari kehancuran dunia. Karena itu, jangan sampai kejadian gempah bumi disebabkan karena dakwah yang kurang maksimal.
Hadir dan memberikan sambutan dalam acara ini Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan KH. Mawardi Pewangi, M.Pd.I. Beliau mengungkapkan bahwa hari ini Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Gombara mendapat Rahmat yang Istimewa karena dihadiri oleh Tokoh Internasional DR. H. Shamsi Ali, Lc. MA. karena itu lanjutnya, mari tumbuhkan solidaritas umat Islam untuk melawan salibisme, sekularismen, dan isme lainny.
Sementara itu Direktur Pesantren Kiyai Mahlani, MA. berharap dengan kedatangan Ustad Shamsi Ali ini dapat mengembangkan Islam di luar negeri. Kalau sekarang ada Pesantren Nusantara di Amerika Serikat, kita berharap, 10 atau 20 tahun ke depan, berdiri lagi pesantren-pesantren di negara lain seperti, Inggris, Belanda, Australia. Dengan itu pula semoga santri ada yang bisa lanjut ke Amerika Serikat. Amin.
Hadir pula dalam acara ini, warga Muhammadiyah, orang tua santri, para alumni dan ratusan santri.