Gombara Online- Santri Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Gombara Makassar terus mengukir prestasi di bidang hafidz Al-qur’an, Agil Fatiqurrahman salah satunya, berhasil menjadi hafidz Al-qur’an hanya dengan 47 hari saja. Hal ini juga menunjukan bahwa anggapan sebagian masyarakat tentang sulitnya menghafal Alquran ditepisnya.
Santri kelas X Madrasah Aliyah ini merupakan peserta takhassus Al-qur’an dengan Program 2 Bulan 30 Juz yang diadakan oleh Ittihadul Ma’ahid Al-Muhammadiyah (ITMAM) di Solo ini hanya membutuhkan waktu 1 bulan 17 hari untuk menghafal Alquran khatam 30 juz.
Di antara para santri yang mengikuti program tersebut, Agil adalah yang seorang peserta yang tercepat menuntaskan hafalan Alquran. Padahal, target yang ditetapkan bagi setiap santri adalah 2 bulan.
Tekadnya menjadi seorang hafiz sangat kuat. Niat dan ikhtiar yang maksimal membuat Agil dapat menuntaskan hafalan Al-Qur’an 30 Juz dalam jangka waktu yang relatif singkat, ujar pendamping sekaligus Koordinator Tahfidz Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Gombara Makassar, Ust. Martono La Moane, S.Pd.I, M.Pd.I dalam rilisnya usai mengikuti prnutupan Daurah, Sabtu, 2 Oktober 2019.
Ia juga mengatakan Agil memang santri yang tekun dan sabar. Motivasinya untuk bisa hafal Al-qur’an sangat tinggi.
Menurutnya, santri asal Kolaka, Sulawesi Tenggara itu memang sudah berazam menuntaskan hafalan Al-qur’an dalam waktu singkat. Agil memegang prinsip lebih baik berpayah-payah di awal dari pada di akhir.
“Semoga hafalnya ini bisa terjaga dan bisa menjadi motivasi bagi santri lainnya,” harapnya.
Dari capain tersebut, pihak pesantren akan terus menerus berupaya dengan semaksimal mungkin agar prestasi seperti ini dapat berlanjut. Ungkap Direktur Pesantren Kiyai Mahlani, S.Th.I.MA saat mendapatkan informasi tersebut. Semoga hal ini lanjutnya, dapat menjadi motivasi dan dorongan kepada santri lainnya untuk melanjutkan prestasi ini. Beliau kembali menegaskan bahwa program tahfidz ini merupakan Program Unggulan yang dimiliki pesantren saat ini.
Kegiatan ini berlangsung selama dua bulan dan diikuti oleh tiap utusan pesantren-pesantren Muhammadiyah se Indonesia.