Sebagai rangkaian kunjungan kerja ke Provinsi Sulawesi Selatan, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. dan Ketua umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Dr. Hj. Noorjannah Djohantini, MM., M.Si., menyempatkan diri bertemu muka dengan santri Pondok Pesantren Muhammadiyah “Darul Arqam” Wilayah Sulawesi Selatan Gombara Makassar (15/05/22).
Turut mendamping beliau adalah Ketua PWM Sulsel Prof. Ambo Asse dan Ketua PW Aisyiyah Sulsel, Dr. Hj. Nurhayati Azis, M.Si. Serta sejumlah pengurus teras Muhammadiyah dan pimpinan Universitas Muhammadiyah Makassar. Tidak ketinggalan pula adik-adik anggota Kokam turut serta melakukan pengawalan sepanjang kegiatan berlangsung.
Di samping menjadi pembicara dalam acara Syawalan Muhammadiyah Sulawesi Selatan, dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini juga melakukan peresmian Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unismuh Makassar dan pencanangan pembangunan gedung Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar dengan ketinggian dua belas lantai.
Tiba di kampus pesantren, Prof. Haedar yang juga salah satu seratus tokoh ilmuwan atau akademik terkemuka di tanah air yang mendapat pengakuan dunia internasional tahun 2022 ini, disambut dengan keris. Di Sulawesi Selatan biasa disebut sebagai badik. Keris tersebut merupakan benda khusus yang dipakai dalam rangkaian acara penyambutan tamu kehormatan dengan tari Angngaru. Angngaru berasal dari kata aruk. Artinya suatu tarian dengan menggunakan keris di tangan seolah-olah menyerang musuh sebagai tanda kesetiaan yang tulus kepada raja.
Dalam kunjungan tersebut, pria yang senang memakai peci hitam kelahiran Bandung, tahun 1958 ini, langsung bertatap muka dengan santri dan para guru serta tetamu yang ada. Para santri terlihat antusias mendengarkan arahan yang diberikan. Beliau mengatakan bahwa santri yang ada sekarang adalah generasi yang akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang.
Ada yang unik di pondok pesantren terkemuka di Sulawesi Selatan ini. Biasanya pondok pesantren dipimpin oleh kiai, ulama atau sarjana agama. Saat ini pondok pesantren ini dipimpin oleh Dr. Ir. H. Muhammad Syaiful Saleh, M.Si., yang merupakan wakil Ketua PWM Sulsel dengan latar belakang pendidikan formal dalam bidang pertanian. Dan pernah menjadi Ketua Badan Pelaksana Harian Unismuh Makassar selama beberapa periode. Sebagai mudir pesantren, beliau didampingi oleh sejumlah ahli agama Islam dari Ma’had Al Beer Unismuh Makassar.
Di bawah kepemimpinan Pak Syaiful dalam satu tahun terakhir, perkembangan pondok pesantren ini cukup menggembirakan. Baik dilihat dari aspek pembangunan fisik, maupun akademik. Sudah beberakali menamatkan santri hafidz Qur’an tiga puluh juz, baik lelaki maupun perempuan. Beberapa di antaranya melanjutkan studi ke berbagai universitas di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Pondok Pesantren “Darul Arqam” ini memiliki sejarah yang panjang dan penuh dinamika. Pun telah melahirkan banyak alumni yang tersebar di seluruh tanah air bahkan sampai ke Amerika Serikat. Di antaranya adalah Imam Syamsi Ali yang dikenal sebagai tokoh agama Islam di Negeri Pamam Sam. Ada juga almarhum Munawwar Khalil, sebagai mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Remaja Muhammadiyah.
Berada di samping jalan tol poros Makassaar – Maros, lokasi pondok ini sangat strategis. Bahkan hanya sepersekian menit saja dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Beberapa tokoh nasional sudah menyempatkan diri mengunjungi pondok ini. Baik dari kalangan Muhammadiyah maupun pimpinan partai politik, termasuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Muhajir Effendi tahun 2019.
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad pun pernah tercatat berukunjug ke pesantren ini atas prakarsa almarhum Muhammad Husni Yunus. Saya sendiri pernah mendampingi Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A., Ketua Majelis Tarjih dan Tajid Pimpinan Pusat Muhammadiyah berkunjung sekitar empat belas tahun yang lalu.
Teks: HFS (Haidir Fitra Siagian)
Wollongong, 17/05/22